Sistem Satuan

Posted: Sabtu, 15 Mei 2010 by yudi in Label:
5


Suatu benda, dalam dipelajari secara kualitatif dan kuantitatif. Dalam fisika sendiri, sutau benda dipelajari secara kuantitatif yang nantinya akan dinyatakan dalam bilangan atau satuan. Untuk mempermudahkan dalam penganalisaan terhadap suatu benda, maka diperlukan suatu besaran standar atau besaran umum yang nantinya akan digunakan secara umum oleh setiap orang. Dan dalam menyatakan suatu besaran dalam suatu dimensi atau kondisi, maka perlu aturan-aturan yang harus ditentukan. Sistem pengaturan ini disebut sistem satuan...

Dalam dunia fisika, ada 4 jenis sistem satuan, yakni:
->> Sistem Statis (besar dan kecil)
->> Sistem Dinamis (MKS dan CGS)
->> Sistem Inggris (Absolut dan teknik)
->> Sistem International (SI)

Wah, kok njilemet ya..???? Sebenarnya tidak, klo kita bisa membedakan antara satu dengan yang lain. seperti orang harus tau perbedaan sebelum menyimpulkan kesamaan segala sesuatu. Nah, Langsung ja....

Sistem Statis itu biasanya dipakai dalam penyimpulan terhadap suatu benda, namun sebelum tau nilai besarnya secara angka.

Sistem Dinamis biasanya dipakai dalam suatu pernyataan yang membutuhkan penyamaan persepsi terlebih dahulu dalam suatu soal atau permasalahan. Contoh, ketika da suatu soal, atau suatu permasalahan yang sejak awal satuan massa adalah kilogram, maka untuk selanjutnya gunakan yang sebanding dengan kilogram, yakni untuk panjang adalah meter, untuk gaya adalah newton, untuk waktu adalah sekon/detik, yang kemudian dikenal dengan sistem MKS. Begitu juga untuk massa digunakan satuan gram, maka untuk selanjutnya, satuan yang digunakan adalah yang sebanding yakni untuk panjang adalah sentimeter, untuk gaya adalah dyne, untuk waktu adalah sekon/detik, yang kemudian disebut sistem CGS. Adapun jika ada yang berbeda atau tidak sebanding, maka harus diperlukan konversi antara kedua satuan tersebut.

Sedangkan untuk sistem Inggris, ini sering digunakan dalam menyatakan suatu yang besar (kuantitas besar) dan sering dipakai oleh orang teknik.

Untuk satuan internasional adalah satuan yang telah disapakati dengan para ilmuwan untuk digunakan dalam setiap menyatakan besaran. Oleh karena itu, dalam pelajaran2 yang ada di tempat kita digunakan SI. Tabelnya ini:


Baca Selengkapnya......

Fisika

Posted: by yudi in Label:
0




Fisika itu adalah ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat-sifat benda. Selain itu, fisika juga mempelajari perubahannya. Dalam pemudahan pemahaman tentang fisika, maka biasanya dinotasikan dengan matematis. Meskipun demikian, dalam perumusan matematisnya akan ada batasan-batasan yang mana batasan tersebut merupakan kejadian keadaan secara real/nyata. Selain itu, fisika juga mempelajari hal-hal atau gejala yang terjadi antara suatu benda akibat benda lain. Seperti halnya seseorang memanaskan air. Air akan mendidih (panas) ketika ditungku diberi api. Dan dalam persamaan matematisnya dinyatakan bahwa panas ditungku sebesar Q=i^2*R*t dan akibat panas ini, air akan menyerap panas sebesar Q=m*c*selisih T.

Untuk memudahkan penganalisaan suatu keadaan atau sifat, maka dalam fisika dikenal dengan besaran. Adapun besaran ini dibagi menjadi 2, yaitu besaran dasar dan besaran turunan. Besaran dasar merupakan suatu besaran yang paling sederhana, seperti panjang, panjang ini merupakan besaran yang paling sederhana, sedangkan besaran turunan yaitu besaran yang merupakan gabungan dari besaran dasar, seperti kecepatan. Kecepatan merupakan perbandingan antara panjang (besaran dasar) dan waktu (besaran dasar), jadi kecepatan memiliki 2 besaran dasar.

Baca Selengkapnya......

DIFRAKSI

Posted: by yudi in Label:
0

Gejala difraksi terjadi bila suatu gelombang yang dalam penjalarannya terganggu oleh suatu penghalang yang berukuran dalam orde panjang gelombang. Peristiwa difraksi cahaya teramati bila cahaya melewati celah sempit sehingga hanya sebagian kecil cahaya datang tersebut dapat diteruskan.

Difraksi merupakan pembelokan gelombang di sekitar sudut yang terjadi apabila sebagian muka gelombang dipotong oleh halangan atau rintangan. Pola gelombang hasilnya dapat dihitung dengan memperlakukan setiap titik pada muka gelombang asal sebagai sumber titik sesuai dengan prinsip Huygens dengan menghitung pola interfensi yang berhasil dari sumber ini.

Dalam difraksi dari sebuah celah tunggal ini akan dibicarakan pola difraksi yang dibentuk oleh cahaya polikromatik gelombang bidang (sinar sejajar) bila cahaya itu muncul keluar dari sebuah celah sempit yang panjang, seperti yang diperlihatkan dalam gambar diatas. Kita namakan dimensi sempit itu lebar, walaupun dalam gambar ini dimensi sempit itu adalah sebuah dimensi vertikal.



Baca Selengkapnya......

Kisi Difraksi

Posted: Rabu, 12 Mei 2010 by yudi in Label:
1

Sejumlah besar celah pararel yang berjarak sama adalah kisi difraksi, walaupun istilah kisi inteferensi mungkin lebih sesuai. Kisi dapat dibuat dengan mesin presisi berupa garis-garis pararel yang sangat halus dan teliti di atas pelat kaca. Jarak yang tidak tergores di antara garis-garis tersebut berfungsi sebagai celah. Transparansi fotografis dari kisi yang asli bisa digunakan sebagai kisi yang murah. Kisi yang berisi 10.000 garis per sentimeter adalah umum saat ini dan sangat berguna untuk pengukuran panjang gelombang dengan tepat. Kisi difraksi yang berisi celah-celah disebut kisi transmisi. Kisi pantulan juga mungkin, dapat dibuat dengan membuat garis-garis halus pada permukaan logam atau kaca dari mana cahaya dipantulkan dan dianalisis. Analisis ini pada dasarnya sama untuk kisi transmisi.

Analisis kisi difraksi sangat mirip dengan eksperimen celah ganda Young. Kita anggap berkas-berkas cahaya pararel jatuh pada kisi. Kita juga menganggap bahwa celah-celah tersebut cukup sempit sehingga difraksi oleh masing-masingnya menyebarkan cahaya dengan sudut yang sangat besar pada layar yang jauh di belakang kisi, dan inteferensi dapat terjadi dengan cahaya dari semua celah yang lain. Berkas cahaya yang melalui setiap celah tanpa pembelokkan (θ =0 derajat) berinteferensi konstruktif untuk menghasilkan garis terang di tengah layar. Inteferensi konstruktif juga dapat terjadi pada sudut θ sedemikian rupa sehingga berkas dari celah yang bersisian menempun jarak ekstra sejauh selisih l=perkallian orde dengan panjang gelombangnya, di mana m marupakan bilangan bulat. Dengan demikian, jika d adalah jarak antara celah, maka selisih l adalah perkalian jarak lebar antar celah dengan sin θ, dan


Sin θ= mD/λ ……..…………………………..…..(2.2)


adalah kriteria untuk mendapatkan maksimum terang dimana m=0,1,2, dan seterusnya. Persamaan ini sama dengan situasi persamaan ganda, dan kembali m disebut orde dari pola tersebut.

Bagaimanapun ada perbedaan penting antara pola celah ganda dengan banyak celah. Maksimal yang terang lebih tajam dan sempit untuk kisi. Mengapa demikian bisa dilihat sebagai berikut. Misalkan sudut θ diperbesar sedikit di atas yang dibutuhkan untuk maksimum. Pada kasus celah ganda, kedua gelombang hanya akan sedikit berbeda fase sehingga terjadi inteferensi yang hampir konstruktif. Ini berarti maksimum akan lebar. Untuk kisi, gelombang-gelombang dari dua celah yang bersisian juga tidak terlalu berbeda fase. Tetapi gelombang dari satu celah dan gelombang lain dari yang kedua yang berjarak beberapa ratus celah bisa tepat berlawanan fase, semua atau hampir semua cahaya akan saling meniadakan dengan cara ini. Sebagai contoh, misalkan sudut θ berbeda dari maksimum orde pertamanya sehingga panjang lintasan ekstra untuk sepasang celah yang bersisian tidak tepat λ tetapi 1,0010λ. Gelombang yang melalui satu celah tunggal dan gelombang lain 500 celah di bawahnya akan berbeda fase 1,500 λ atau tepat 3/2 sepasang gelombang sehingga keduanya akan saling meniadakan. Sepasang celah, satu di bawah yang dua ini, juga akan saling maniadakan. Artinya, cahaya dari celah 1 saling meniadakan dengan cahaya dari celah 501; cahay dari celah 2 meniadakan yang keluar dari celah 502, dan seterusnya. Dengan demikian bahkan dengan sudut yang kecil yang berhubungan dengan panjang lintasan ekstra 1/ 1000 λ ada inteferefsi destruktif yang banyak dan maksimum akan sangat sempit. Makin banyak garis pada sebuah kisi makin tajam pula puncaknya. Karena sebanyak kisi menghasilkan garis yang jauh lebih tajam dan lebih terang dari dua celah saja, ia merupakan alat yang lebih tepat untuk mengukur panjang gelombang.

Baca Selengkapnya......

Cahaya

Posted: by yudi in Label:
1

Pada hakikatnya cahaya merupakan energy yang meluncur melalui ruang sebagaimana riak air menyebar di permukaan kolam tenag (cahaya menyerupai gelombang). Cahaya berjalan lurus melalui udara kalau mencapai air cahaya itu akna mengubah arah tetapi kemudian akan berjalan lurus lagi dalam air.
Menurut Issac Newton “sinar dan cahaya” adalah benda-benda sangat kecil yang terpancar dari bahan yang bersinar, Newton menyatakan cahaya sebagai korposkular berdasarkan kenyataan bahwa dalam medium serba sama tertentu maka cahaya memperlihatkan lintasan seperti garis lurus.
Teori cahaya dari Christian Huygens menyatakan bhwa cahaya adalah suatu gerak gelombang yang terpancar dari suatu sumber dalam semua arah. Dari teori ini dapat diterangkan tentang hokum-hukum dasar pemantulan dan pembiasan. Gejala imterferensi yaitu peristiwa terbentuknya pita-pita terang dan gelap akibat pemnatulan cahaya pada lapisan tipis. Gejala difraksi yaitu penyebaran sinar di sekitar pinggiran suatu penghalang yang terkena cahaya.
( Dosen-dosen Fisika FMIPA ITS,2005)

Baca Selengkapnya......

Kode Bank yang Terdaftar di Paypal

Posted: by yudi in Label:
0

Cara gunakan, catat nomor kode bank yang tertera setelah nama bank yang ditunjukkan...

Baca Selengkapnya......

Prinsip Huygens

Posted: Selasa, 11 Mei 2010 by yudi in Label:
0

Prinsip ini dikemukakan oleh Ilmuwan Belanda, Chistian Huygens pada tahun 1678 adalah metode numerik geometrik untuk mencari dari sebuah bentuk gelombang itu pada suatu waktu kemudian. Heygens menganggap bahwa tiap-tiap titik dari sebuah muka gelombang dapat ditinjau dari sebuah muka gelobang dapat ditinjau sebagai sumber gelombang-gelombang kecil sekunder yang menyebar keluar ke segala arah dengan laju yang sama degnan laju perambatan gelombang itu. Muka gelombang yang baru pada suatu waktu kemudian akan didapatkan dengan membangun sebuah permukaan yang menyinggung gelombang kecil sekunder, atau yang dinamakan pembungkus dari gelombang itu.

Prinsip huygens diperlihatkan pada gambar 2.1, muka gelombang semula AA' berjalan ke arah luar sebuah sumber, seperti yang ditunjukkan oelh panah-panah kecil. Kemudian akan dicari bentuk muka gelombang setelah selang waktu t. anggaplah v adalah laju perambatan gelombang itu; maka dalam waktu t gelombang itu berjalan sejauh vt. Dengan membangun beberapa lingkaran (bekas-bekas gelombang-gelombang kecil berbentuk bola) dari jari-jari r=vt, yang terpusat di titik-titik sepanjang AA'. Bekas dari pembungkus gelombang-gelombang kecil ini, yang menyatakan muka gelombang yang baru, adalah kurva BB'. Hal ini menganggap laju v pada setiap titik dan dalam semua arah.


Baca Selengkapnya......